pmrehab

Di masa liburan lebaran ini, fenomena yang mungkin setiap tahun berulang adalah kerepotan akibat pembantu mudik. Banyak pekerjaan rumah yang mungkin tidak terbiasa terpaksa harus dikerjakan sendiri. Peningkatan aktivitas mendadak seperti ini beresiko menimbulkan resiko nyeri pinggang, nyeri lutut ataupun nyeri di kaki terutama di tumit. Mungkin tingginya angka pekerja kantoran yang ditinggal mudik pembantunya berbanding lurus dengan kejadian nyeri tersebut.

Nyeri tumit yang paling umum disebabkan oleh plantar fasciitis. Kondisi ini terjadi karena adanya microtrauma berulang pada struktur jaringan ikat penopang lengkungan kaki. Sehingga terjadi iritasi dan inflamasi yang menimbulkan nyeri. Masalah yang timbul akibat nyeri tumit ini adalah pasien berjalan dengan timpang atau hanya menginjakkan bagian depan kaki saja. Bila ini terjadi, titik tumpu berat badan tubuh akan berpindah bukan di tempat semestinya. Ujung-ujungnya timbul efek domino dimana lutut, panggul dan pungguh bawah beresiko mengalami cedera.

Plantar fascia sendiri sebenarnya adalah jaringan ikat di bagian bawah kaki yang…

View original post 510 more words

Allah Maha Memberi

Hai teman, diselingi kerjaan kantoran yang seakan tidak ada selesainya (ingin aku mengakhiri ini), biarkan saya berceloteh ringan lagi. Hehe. Nah, di post terakhir, saya berjanji untuk meneruskan pembicaraan tentang keuangan. Eh, tiba-tiba ada masuk email dari rumah zakat tentang “IKHLAS”. Gak ada salahnya ya kalau saya copas ke sini, toh bukan perbuatan kriminal, hehe, dan saya anggap nih email bagus.

Sebenarnya saya lebih memilih menyebutnya dengan judul selain “ikhlas”, hm, apa ya?  Mending ngutip dari matematika sedekahnya yang ada di buku Ust Yusuf Mansyur aja kali ya? “10-1=19” 😀

Nih ceritanya..


I K H L A S

 

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.
Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.

Tapi… Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji: Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik.

Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya : “Ibu,bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi… ” Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa.Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.
Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten…

“Oke … Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?”

Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.”Terimakasih…, Ibu”
Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya.Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau…

Setiap malam sebelum tidur, Ayah Anisa akan membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya “Anisa…, Anisa sayang ngga sama Ayah ?” “Tentu dong… Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !”
“Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu…”
“Yah…, jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil “si Ratu” boneka kuda dari nenek… ! Itu kesayanganku juga”
“Ya sudahlah sayang,… ngga apa-apa !”. Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.

Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, “Anisa…, Anisa sayang nggak sih, sama Ayah ?”
“Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah ?”.
“Kalau begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu.”
“Jangan Ayah… Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.. ”
Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kekamarnya, Anisa sedang duduk diatas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam.
Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. Dari matanya,mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya…
“Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?”

Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya ” Kalau Ayah mau… ambillah kalung Anisa”

Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih… sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa…
“Anisa… ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau”

Ya…, ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

Demikian pula halnya dengan Allah S.W.T.. Terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan…

Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Mengatur Keuangan Ala Eki

Nah, kita lanjut celotehan tentang keuangan. Banyak dari kita mungkin yang menemui bahwa ternyata dompet sering menipis di akhir bulan. Dan saya yakin juga bahwa beberapa dari kita hidupnya ditentukan oleh tanggal. Tanggal muda dan tanggal tua. Gak baik itu mah, ayo ditinggalkan! 😀

Nah, menyikapi hal itu, saya mencoba mengatur keuangan dengan baik. Good Finance. Walaupun sebenarnya saya tidak terlalu suka berhemat. Saya jauh lebih suka berusaha meningkatkan income dibanding harus berhemat hebat dan mencoba menipu diri sendiri kalau ternyata penghasilan kita segitu-segitu saja.

Berikut perjalanan saya dalam menyikapi hal ini. Simak.

1. Menemukan fakta nyata income dan expense kita per bulan.

Hal ini berguna agar kita mengetahui range kemampuan kita per bulannya. Nah, untuk yang ini, saya menggunakan aplikasi My Wallet +. Lebih mudah, dan cepat.

2. Jangan mengambil uang untuk pengeluaran kita secara sekaligus dari bank. Semakin sedikit uang di tangan, semakin mudah mengelolanya.

3. Kita anggap pengeluaran kita 2 juta per bulan dan pemasukan 3 juta per bulan.

4. Nah, caranya adalah: ambil 1 juta dari bank. Simpan baik-baik. Gunakan 1 juta itu dalam setengah bulan pertama.

5. Setelah masuk tanggal 15, ambil lagi deh yang 1 juta sisanya dari bank. Gunakan itu dalam sisa bulan Anda.

6. Good News! Anda telah saving 1 juta tiap bulannya.

7. Tapi kayaknya kita tidak bisa hidup hanya dengan saving sedimikian kecil uang tiap bulannya. Akan saya bahas di celotehan berikutnya. 😉

Dengan memegang uang ala kadarnya, dan menjauhkan Kartu Debet dan Kartu ATM serta credit card, bisa dibilang ini sebagai latihan kita untuk menahan nafsu pemborosan.

p.s. Saya tidak menyarankan Anda untuk melakukan hal itu secara terus menerus, karena sama saja menghambat kenikmatan hidup Anda. Tapi lakukan ini untuk membatasi nafsu boros Anda untuk hal-hal yang tidak perlu. Dan kalaupun mau boros, mending boros di sedekah. 🙂

My Wallet+

Tanpa ba-bi-bu, saya akan memperkenalkan Anda kepada aplikasi IOS bernama My Wallet+.  Apa itu? My Wallet+ adalah sebuah aplikasi yang dapat membantu Anda untuk merekam seluruh transaksi keuangan Anda, baik itu expense ataupun income. Sangat elegan.

Sebenarnya banyak sekali aplikasi sejenis ini, tapi saya menjatuhkan pilihan kepada My Wallet+ dengan beberapa keunggulannya:

  1. Melakukan review harian, bulanan, dan tahunan terhadap transaksi keuangan
  2. Secara garis besar, terlihat jelas expense dan income, serta balance. Hal ini sangat membantu bagi orang-orang yang gemar berbelanja (like me), agar dapat selalu memantau perkembangan dompet, hehe.
  3. Aplikasi ini juga menyediakan pilihan-pilihan kategori yang dapat kita customize sendiri, sesuai keinginan kita tentunya.
  4. Dan ternyata aplikasi ini dapat mengekspor data ke dalam format Excel, CSV, atau HTML. Tentunya untuk analisis selanjutnya (bagi yang niat)
  5. User Interface aplikasi ini sangat baik, mudah dipahami, dan asikkk.

Nih ada beberapa screenshot yang saya ambil sendiri dari My Wallet+ saya .. tapi, lagi males jepret jepret, so cobain sendiri aja ya.

Oh iya, silakan download aja di AppStore “terdekat”.